Jadi iya. Argumen agen poker yang dia coba buat adalah bahwa anak-anak saat ini tidak mau berkorban untuk membeli rumah kita sendiri. Dan itu benar - selama semua orang menerima bahwa "pengorbanan" sama dengan bekerja dalam 100 jam minggu tanpa sepoci alpukat di akhir pelangi.

Saya, untuk satu orang, akan dengan mudah mengakui terlalu malas untuk bekerja 100 jam seminggu. Saya tidak berpikir ada sesuatu yang saya inginkan atau peduli tentang itu banyak. Harus menjadi benda seribu tahun. Kecuali Silicon Valley menunjukkan bahwa itu bukan hal milenium. Ini semua adalah segalanya. Ribuan orang yang masuk akal dan patuh, tidak tercemar oleh tag seribu tahun, mengucapkan selamat tinggal pada harapan memiliki real estat.

Silicon Valley adalah masa depan, tapi tidak hanya tech-wise. Harga rumah gila menjadi fitur (bukan bug) dari banyak kota di seluruh dunia. Rata-rata rumah di Sydney berharga AU $ 1,1 juta, sementara harga rumah London 14,5 kali pendapatan rata-rata.

Tampaknya bagi saya, seorang anak berusia 25 tahun yang telah benar-benar meninggalkan gagasan untuk memiliki tempat saya sendiri, bahwa pengaturan asrama ini tidak akan hanya untuk San Francisco. Saya mengenal beberapa orang di Sydney yang bersedia menabung uang selama sejuta tahun sehingga mereka bisa membeli tempat tiga jam di luar kota, tapi sewa yang terjangkau, asrama tinggal atau tidak, adalah jalan yang lebih mungkin bagi saya.

Jadi, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Silicon Valley karena telah memberikan contoh ini dan untuk menunjukkan sekali lagi bahwa ini bukan hanya milenium kita. Real estat bahkan lebih buruk daripada Snapchat baru.

Ini Rumit: Ini berkencan di zaman aplikasi. Bersenang-senang belum?

Baterai Tidak Termasuk: Tim CNET capsa susun online mengingatkan kita mengapa teknologi itu kere